Sebuah lagu semenjak kita kecil yang berjudul “Nenek Moyangku Seorang Pelaut’ ternyata bukanlah isapan jempol belaka. Karena sebenarnya dibalik lirik dalam lagu tersebut menceritakan tidak hanya bagaimana tangguhnya kekuatan nenek moyang kita dalam mengarungi lautan luas, tetapi juga keindahan akan alam laut Negara kita, yang berharga tidak hanya bagi kita Rakyat Indonesia, tetapi juga bagi dunia.
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan potensi laut yang sangat besar dan mempunyai pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Demografi Rakyat Indonesia, kurang lebih 25% hidup dari berbagai usaha yang berhubungan dengan kelautan daerah pesisir maupun sektor pendukungnya. “Oleh karena itu Pemerintah membentuk satu Departemen khusus yaitu Departemen Kelautan dan Perikanan khusus untuk melihat potensi yang luar biasa ini”, demikian dikatakan oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, dalam kata sambutannya saat acara pelepasan pelayaran kebangsaan bagi ilmuwan muda di Muara Baru, Jakarta Utara hari Sabtu (3/4).
Dalam penjelasannya Wamendiknas memberikan gambaran bahwa Negara kita yang tadinya memulai revolusi hijau (Green Revolution) dengan swasembada berasnya, sekarang mulai beralih pada potensi laut atau apa yang disebut dengan revolusi biru (Blue Revolution).
Dalam sambutannya Wakil Menteri Pendidikan menjelaskan pula dari 4,5 juta mahasiswa Indonesia sekitar 10% persen bergerak di bidang MIPA. Dari jumlah tersebut bila diambil sekitar seperempatnya saja maka akan ada sekitar 100-150 ribu mahasiswa Indonesia yang bisa dieksposekan kepada kekayaan laut yang dimiliki Negara kita. Belum lagi disiplin kebumian maupun disiplin ilmu lain. “Artinya bangunan kebangsaan untuk ilmuwan bidang MIPA yang hanya mengakomodir 17, 13, 14 mahasiswa per tahun, per batch, itu sangat kecil.” Ujarnya.
“Kita ingin 10.000, kita ingin 20.000, kita ingin hendaknya Negara-negara asing datang kesini, belajar tentang kekayaan kita dan siap bahu-membahu memaksimalkan potensi yang tentunya didukung oleh berbagai komponen”, lanjut Wamendiknas dalam acara yang juga dihadiri oleh Wakil Kepala LIPI, Prof. Lukman Hakim, Ph.D serta beberapa perwakilan lainnya dari Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Ir. Hendarman, Ph.D dan beberapa staf dari Kapal laut Baruna Jaya VIII yang akan digunakan untuk berlayar dari tanggal 3-16 April 2010 ini.
Dalam akhir sambutannya Wamendiknas yang juga merangkap sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ini mengajak seluruh elemen yang hadir untuk melihat pelayaran ini sebagai bagian dari perekat kebangsaan untuk membuktikan betapa kayanya Indonesia, betapa pluralnya Indonesia. “Untuk itu diperlukan suatu semangat untuk saling bekerjasama, saling menghargai kita ini adalah suatu bangsa, suatu bangsa yang besar, yang dalam segi kelautan kita adalah World Class. Tidak ada Negara di dunia yang sekaya Indonesia, potensi kelautannya.”
Kepada para mahasiswa-mahasiswi yang akan ikut berlayar, Wamendiknas memberikan nasehat agar jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada, karena dari beberapa ribu yang mendaftar hanya terpilih beberapa yang terseleksi.
Dalam kesempatan ini pula Wamendiknas menerima secara simbolis, Jurnal Ilmiah Penelitian Pelayaran Kebangsaan Angkatan ke-II Tahun 2009 di Kepulauan Bawean dan Karimun Jawa, dari LIPI kepada Kementerian Pendidikan asional RI sebagai bentuk kerjasama dari kedua lembaga dalam penyelenggaraan pelayaran kebangsaan bagi ilmuwan muda yang diserahkan secara langsung oleh Wakil Kepala LIPI.By. ahmad.el.syarif
//fkip//pbi//umk//
Source : www.dikti.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar