UMK-United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan United Nations Children’s and Fun (UNICEF) dan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah melakasanakan program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau Creating Learning Communities For Children (CLCC) 1999-2010. Program ini bertujuan memberikan fasilitas kepada personal kunci dari pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) untuk melakukan pengamatan langsug tentang implementasi program MBS khususnya pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Setelah program ini berhasil, pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) akan mengambil alih program ini pada 2010 dengan pengarahan dari UNESCO. Pada tahun 2010 ini Universitas Muria Kudus (UMK) menjadi salah satu Universitas di Indonesia yang berhasil mendapatkan program tersebut.
“Alhamdulillah, kami adalah salah satu universitas dari 8 universitas di Indonesia yang mendapatkan program ini. Di Jawa Tengah hanya kita yang mendapatkan program ini”, ujar, Dr. Sukiman, ketua program Studi PGSD FKIP.
Kedelapan universitas tersebut adalah Universitas Pakuan Bogor, Universitas Sarjanawijata Tamansiswa Yogyakarta, Universitas Muria Kudus, Universitas Ronggolawe Tuban, STKIP Hamzanwadi Selong NTB, STJIP Santo Paulus Ruteng NTB, Universitas Muhammadiyah Makasar dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Sebelum program ini di laksanakan, pihak UNESCO akan melakukan kunjungan untuk mengetahui kesiapan universitas. UMK mendapatkan waktu kunjungan pada Rabu (31/03). Staf UNESCO, Bambang Irianto mengatakan, kedatangan dari ke UMK bertujuan untuk memantapkan kembali kerjasama yang telah di sepakati.
Badan khusus PBB yang didirikan pada tahun 1945 tersebut, dalam pelaksanaan kerjasama dengan PGSD UMK memberikan fasilitas bantuan berupa dana sebesar Rp. 52 juta. Menurut Sukiman, dana tersebtu akan digunakan untuk peningkatan proses belajar mengajar bagi mahasiswa PGSD. “Terutama dalam upaya untuk memberikan bobot materi MBS , manfaat, masalah dalam penerapannya dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar murid melalui program PPL (prkatek kerja lapangan),” tambah Sukiman. (Harun/Portal UMK)
Setelah program ini berhasil, pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) akan mengambil alih program ini pada 2010 dengan pengarahan dari UNESCO. Pada tahun 2010 ini Universitas Muria Kudus (UMK) menjadi salah satu Universitas di Indonesia yang berhasil mendapatkan program tersebut.
“Alhamdulillah, kami adalah salah satu universitas dari 8 universitas di Indonesia yang mendapatkan program ini. Di Jawa Tengah hanya kita yang mendapatkan program ini”, ujar, Dr. Sukiman, ketua program Studi PGSD FKIP.
Kedelapan universitas tersebut adalah Universitas Pakuan Bogor, Universitas Sarjanawijata Tamansiswa Yogyakarta, Universitas Muria Kudus, Universitas Ronggolawe Tuban, STKIP Hamzanwadi Selong NTB, STJIP Santo Paulus Ruteng NTB, Universitas Muhammadiyah Makasar dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Sebelum program ini di laksanakan, pihak UNESCO akan melakukan kunjungan untuk mengetahui kesiapan universitas. UMK mendapatkan waktu kunjungan pada Rabu (31/03). Staf UNESCO, Bambang Irianto mengatakan, kedatangan dari ke UMK bertujuan untuk memantapkan kembali kerjasama yang telah di sepakati.
Badan khusus PBB yang didirikan pada tahun 1945 tersebut, dalam pelaksanaan kerjasama dengan PGSD UMK memberikan fasilitas bantuan berupa dana sebesar Rp. 52 juta. Menurut Sukiman, dana tersebtu akan digunakan untuk peningkatan proses belajar mengajar bagi mahasiswa PGSD. “Terutama dalam upaya untuk memberikan bobot materi MBS , manfaat, masalah dalam penerapannya dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar murid melalui program PPL (prkatek kerja lapangan),” tambah Sukiman. (Harun/Portal UMK)
By. ahmad.el.syarif
//fkip//pbi//umk//
Source : www.umk.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar