Jumat, 02 April 2010

Perusahaan Bidik Universitas


SEJAK beberapa tahun terakhir sejumlah perusahaan besar di Indonesia membangun sendiri perguruan tinggi.Hal ini membuktikan bahwa perusahaanperusahaan di Indonesia telah mulai berperan aktif dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

Selain itu, perusahaan juga mulai melaksanakan kegiatan pelayanan secara profesional dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat serta berperan aktif di dalam modernisasi sistem pembangunan di Indonesia. Karena disadari atau tidak, pendidikan bisa meningkatkan standar hidup masyarakat.

Dari sisi masyarakat,keberadaan perguruan tinggi yang di-back up oleh perusahaan besar tentu dianggap sebagai sebuah keuntungan. Sebab, biasanya perusahaan-perusahaan yang mem-back up akan menjadikan lulusan perguruan tinggi tersebut sebagai tempat persemaian calon pegawainya.

Kondisi itu tentu saja menguntungkan bagi perguruan tinggi tersebut. Karena bisa menjadi salah satu keunggulan untuk menarik minat calon mahasiswa.Terlebih,kurikulum yang diberikan biasanya juga disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang mem-back up. Rektor Universitas Bakrie, Sofia W Alisjahbana, menjelaskan bahwa Universitas Bakrie berdiri pada 2006 lalu.

Saat hendak membangun universitas ini, Yayasan Pendidikan Bakrie telah berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan tinggi yang ke depannya menjadi universitas yang baik dalam skala nasional dan internasional. Karena itulah,Yayasan Pendidikan Bakrie mengubah nama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bakrie School Of Management menjadi universitas.Tentu saja, harus menambah 10 program studi atau jurusan dengan perincian 60% program studi atau jurusan teknik, dan 40% sosial.

”Pada Juli 2009 pemerintah menyetujui perubahan nama dari STIE BSM menjadi Universitas Bakrie,”tutur Sofia saat dihubungi Seputar Indonesia. Melalui Universitas Bakrie, pihaknya mengharapkan bisa melahirkan lulusan yang memahami, dan menjadi seorang teknopreneur. Artinya,seorang lulusan harus bisa menjadi entrepreneur yang berlandaskan pada teknologi.Karena itulah, jurusan yang dikembangkan di universitas yang dipimpinnya terdapat program studi komputer.

Artinya, entrepreneur juga harus bisa menggunakan teknologi. Mahasiswa memang harus menciptakan lapangan kerja sendiri serta diberikan kesempatan yang luas untuk magang dan mengembangkan kreativitas.Magang bisa di usaha kecil dan menengah atau melalui perusahaan-perusahaan yang berada di kelompok usaha Bakrie.Tapi saat magang,mahasiswa dilatih untuk menjadi teknopreneur.

”Dengan membuat lapangan kerja,bukannya mencari,” jelas Sofia. Untuk menjadi teknopreneur atau entrepreneurharus melalui beberapa tahap.Artinya,harus dimulai dari lingkungan, kemudian ditunjang pada mata kuliah yang tersebar di lingkungan kampus. Setelah itu,harus dilatih dengan bergelut langsung ke UKM atau masuk ke kelompok usaha Bakrie. Adanya back up dari perusahaan grup Bakrie tentu saja membantu Universitas Bakrie untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

Bahkan, sejumlah perusahaan di grup Bakrie telah siap menjadi laboratorium bagi mahasiswa yang sekolah di Universitas Bakrie.Rencananya pada pertengahan tahun ini Universitas Bakrie akan mewisuda lulusan pertamanya. Rektor Universitas Ciputra Tony Antonio menjelaskan, Universitas Ciputra didirikan pengusaha ternama, yakni Ciputra.

Pada 2006 lalu,Universitas Ciputra menerima angkatan pertama dan diperkirakan pada pertengahan tahun ini universitas yang dipimpinnya mewisuda angkatan pertama. Tony mengaku universitasnya tidaklah seperti universitas lain yang mempunyai keunggulan pada penelitian pada bidang akademis. Universitasnya memiliki keunggulan dalam meningkatkan spirit entrepreneur kepada mahasiswanya.

Tidak heran kalau kurikulum yang dikembangkan di universitasnya lebih banyak mengajak peserta didik untuk langsung praktik. Dengan sistem pembelajaran Problem and Project Based Learning (PBL), setiap peserta didik diasah kecakapan entrepreneurship-nya melalui proyek yang berdasar pada problem nyata. Sistem ini membuat mahasiswa berpikir secara kreatif hingga dapat menciptakan kreasi baru.

Hal itu dimaksudkan untuk mengubah paradigma peserta didik untuk tidak lagi berpikiran menjadi pekerja. Namun, harus membuka lapangan pekerjaan sendiri. ”Tugas-tugas yang diberikan pun terkait dengan menjadi entrepeneur. Misalnya bagaimana meyakinkan orang lain menerima proposal rencana usaha kita,” terang Tony.

Tidak heran kalau menjelang wisuda ini lebih dari 50% calon wisudawan/ wisudawati telah memiliki usaha sendiri. Skala usahanya memang belum besar.Namun Tony berkeyakinan, seiring dengan meningkatnya pengalaman, usaha yang dikembangkan akan menjadi besar. Bahkan mungkin lebih besar dari yang dibayangkan peserta didik. Untuk kepentingan itu,universitasnya mendukung penuh setiap peserta didik yang hendak membuka usaha.

Di antaranya dengan membantu melobi rekan bisnis dari peserta didik.Pada saat itulah, nama besar perusahaan Ciputra kerap memiliki peran besar dalam menyukseskan proposal tersebut. Perusahaan yang bernaung di grup Ciputra sangat membantu Universitas Ciputra dalam menelurkan entrepreneur baru. Karena diakui atau tidak,perusahaan yang bernaung di grup Ciputra memiliki jaringan yang luas, baik dalam negeri maupun luar negeri.

”Kami tidak mengharapkan peserta didik magang di perusahaan itu.Karena kami ingin mereka membuka usaha sendiri,”ucap Tony. Untuk kepentingan itu, dosendosen yang mengajar di Universitas Ciputra haruslah memiliki kualifikasi tertentu.Tidak boleh hanya mengetahui teori untuk menjadi pengusaha, setidaknya pernah menjadi pengusaha dan berhasil.

Hal ini dimaksudkan agar peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan sesuai yang diharapkan. Sementara Wakil Rektor Universitas Sahid, Giyatmi menjelaskan, Universitas Sahid Jakarta masih memiliki keterkaitan dengan jaringan Hotel Sahid di Indonesia. Keberadaan Universitas Sahid adalah untuk menyokong kebutuhan sumber daya manusia berkualitas jaringan Hotel Sahid di seluruh Indonesia.

”Core bisnis pemilik Universitas Sahid adalah di perhotelan. Karena itu, pada fakultas yang ada di Universitas Sahid berkiblat pada itu,”jelas Giyatmi. Selama telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan,lulusan Universitas Sahid juga mendapatkan prioritas utama dalam penyeleksian pegawai baru di jaringan bisnis perusahaan yang mem-back up.Untuk membiasakan dengan dunia kerja, peserta didik bisa magang di berbagai jaringan Hotel Sahid. (hermansah)

Sumber: Harian Seputar Indonesia

Source : www.dikti.go.id



By. ahmad.el.syarif

//fkip//pbi//umk//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar