UMK- Universitas Muria Kudus (UMK) menyelenggarakan seleksi calon dosen tetap. Seleksi pada bulan Maret ini merupakan seleksi tahap kedua setelah sebelumnya pada akhir Januari lalu tahap pertama selesai dilaksanakan. Untuk tahun 2010 ini UMK membutuhkan formasi dosen sebanyak 23 orang yang terdriri atas program studi (progdi) Sistem Informasi 8 orang, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 5 orang, Pendidikan Bahasa Inggris 2 orang, Bimbingan Konseling 3 orang, Akuntansi 2 orang, hukum 2 orang, dan psikologi 1 orang.
Pada gelombang pertama, Januari 2010, ada 170 pelamar yang mendaftar. Setelah diseleksi persyaratan administrasi menjadi 70 orang. Peserta yang diterima sebagai dosen pada tahap pertama sebanyak sebanyak 10 orang.
Pada tahap kedua ini, sebanyak 21 dari 26 calon dosen yang hadir. Jumlah peserta ini merupakan peserta yang telah lolos seleksi administras yang diseleksi pada tahapan tes sebelumnya oleh panitia penerimaan dosen tetap UMK. Dari 13 formasi pada tahap kedua ini, terdiri dari progdi akuntansi 1 orang, Bahasa Inggris 2 orang, PGSD 3 orang, Sistem Informasi 6 orang, dan Psikologi 1 orang. Pada hari yang sama, setelah menjalani psikotes, dilanjutkan dengan tes potensi akademik (TPA).
Tampak raut muka peserta serius dan memandangi soal – soal tes psikologi (psikotes), yang disajikan oleh Fakultas Psikologi UMK. di ruang Seminar Lt. 4 Gd. Rektorat UMK, kemarin (22/3).
Menurut Zamhuri, salah seorang panitia penerimaan dosen, para calon dosen harus mengikuti empat tahap seleksi. Yakni administrasi, tes tertulis, wawancara, dan tes kesehatan. ”Bila keempat seleksi lolos semua, baru dinyatakan diterima,” jelas Zamhuri.
Harapan
Sementara itu, salah satu peserta, Junaedi, mengaku sudah berkali – kali mengikuti proses seleksi. Ini yang keempat kali, dan harapannya bisa diterima. ”Lihat saja keputusan pimpinan nanti,” jelas pria asal desa Undaan yang sudah mengajar di FKIP UMK ini.
Sedangkan Riris Wibowo, atau biasa dipanggil Ari, ceritanya beda lagi. Ia pernah menjadi dosen di STIE Dharma Putra Semarang, tahun 2009 dirinya berhenti dari aktifitas mengajar. Di luar berprofesi dosen, ia juga konsultan dan akuntan publik sebagaimana bidang yang ditekuni.
Pria berkumis tinggal di daerah Pedurungan Semarang tersebut, telah bertekat kembali ke dunianya. Dorongan hati dan profesi keluarga kebanyakan pengajar itu membuat dirinya ikut mendaftar di UMK ini.
Lulusan S2 tahun 1992 dari Universitas Wolonggong, Australia itu tampak biasa saja saat mengerjakan soal – soal TPA.”Tak perlu mikir, tetap enjoy aja,” ungkapnya saat keluar dari ruang seminar. (Ulin/Portal UMK)
by. ahmad.el.syarif
Source : www.umk.ac.id
//fkip//pbi//umk//
Pada gelombang pertama, Januari 2010, ada 170 pelamar yang mendaftar. Setelah diseleksi persyaratan administrasi menjadi 70 orang. Peserta yang diterima sebagai dosen pada tahap pertama sebanyak sebanyak 10 orang.
Pada tahap kedua ini, sebanyak 21 dari 26 calon dosen yang hadir. Jumlah peserta ini merupakan peserta yang telah lolos seleksi administras yang diseleksi pada tahapan tes sebelumnya oleh panitia penerimaan dosen tetap UMK. Dari 13 formasi pada tahap kedua ini, terdiri dari progdi akuntansi 1 orang, Bahasa Inggris 2 orang, PGSD 3 orang, Sistem Informasi 6 orang, dan Psikologi 1 orang. Pada hari yang sama, setelah menjalani psikotes, dilanjutkan dengan tes potensi akademik (TPA).
Tampak raut muka peserta serius dan memandangi soal – soal tes psikologi (psikotes), yang disajikan oleh Fakultas Psikologi UMK. di ruang Seminar Lt. 4 Gd. Rektorat UMK, kemarin (22/3).
Menurut Zamhuri, salah seorang panitia penerimaan dosen, para calon dosen harus mengikuti empat tahap seleksi. Yakni administrasi, tes tertulis, wawancara, dan tes kesehatan. ”Bila keempat seleksi lolos semua, baru dinyatakan diterima,” jelas Zamhuri.
Harapan
Sementara itu, salah satu peserta, Junaedi, mengaku sudah berkali – kali mengikuti proses seleksi. Ini yang keempat kali, dan harapannya bisa diterima. ”Lihat saja keputusan pimpinan nanti,” jelas pria asal desa Undaan yang sudah mengajar di FKIP UMK ini.
Sedangkan Riris Wibowo, atau biasa dipanggil Ari, ceritanya beda lagi. Ia pernah menjadi dosen di STIE Dharma Putra Semarang, tahun 2009 dirinya berhenti dari aktifitas mengajar. Di luar berprofesi dosen, ia juga konsultan dan akuntan publik sebagaimana bidang yang ditekuni.
Pria berkumis tinggal di daerah Pedurungan Semarang tersebut, telah bertekat kembali ke dunianya. Dorongan hati dan profesi keluarga kebanyakan pengajar itu membuat dirinya ikut mendaftar di UMK ini.
Lulusan S2 tahun 1992 dari Universitas Wolonggong, Australia itu tampak biasa saja saat mengerjakan soal – soal TPA.”Tak perlu mikir, tetap enjoy aja,” ungkapnya saat keluar dari ruang seminar. (Ulin/Portal UMK)
by. ahmad.el.syarif
Source : www.umk.ac.id
//fkip//pbi//umk//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar